Senin, 03 November 2014

(Cerpen SMASH & JKT48) - CLBK



Cerpen SMASH & JKT48 - CLBK

cast : Rezky Wiranti Dhike, Dicky Prasetya, Reza Anugrah.

author : Fauziya Fitri

designed by : Fauziya Fitri

inspired by JKT48's song

**



Suara tawa, sorak sorai, ada juga tangis anak-anak terdengar saat ku memotret suasana taman kanak-kanak untuk melengkapi tugas jurnalis, karena aku bosan dengan suasana ricuh pendemo di jalanan ibukota atau memotret alam pegunungan yang indah namun terlalu hening. Untuk kali ini aku ingin memotret anak-anak, mendengar suara-suara lucu mereka membuatku teringat masa kecilku yang indah. Hh~



Tiba-tiba pria tampan terlihat dilensa kameraku, ia tersenyum jahil padaku.




“Kamu ngalingin deh.” Ucapku sambil medorong pelan dada Dicky agar menyingkir dari lensaku.



“Abisnya dari tadi aku liat, kamu serius banget.”



“Iya dong, segala sesuatu itu harus dilakuin dengan serius.” Balasku.



“Berarti, aku juga diseriusin dong?” goda Dicky dengan senyum manjanya sambil menaik turunkan alisnya, aku hanya membalasnya dengan senyum tersipu.



Aku dan Dicky menjalin hubungan pacaran sejak satu tahun lalu karena kuliah di jurusan yang sama yaitu jurnalis, kami juga mulai magang di kantor redaksi meski berbeda.

Dicky selalu membuat hubunganku dengannya berwarna dan ceria, aku sangat menyanyanginya, dia juga selalu membuatku nyaman di dekatnya.



           “Yaudah, yuk. Kita pulang, kamu udah selesai kan?” Kami pun pergi dari kawasan taman kanak-kanak. Sebelum pulang, aku mengantar Dicky untuk menyerahkan tugas ke kantor tempat ia magang.



Sembari menunggu Dicky yang sedang presentasi dengan teman-teman kantornya, aku memainkan laptop-ku dan membuka email-ku. Ada empat pesan masuk. Balasan dari Frieska tentang kelanjutan curhatannya kemarin, dari dosen pembimbing menanyakan materi tugasku, juga dari salah satu junior kampus yang menceritakan ketertarikannya tentang hasil tulisanku di salah satu majalah.


Dan yang membuatku diam tak percaya, di antara pesan masuk, ada pesan teratas yang dikirim sejak dua jam yanga lalu dari alamat reza.anugrah@gmail.com.



“Hai, Dhike. Apa kabar? Aku udah pulang dari Inggris nih, aku kangen banget sama kamu, gak sabar mau liat kamu lagi. Besok siang kita ketemu di museum galeri tempat favorit kita, yaa..”



Pesan yang hanya sebaris itu membuatku bingung untuk membalasnya. Entah aku harus senang atau sedih, tak dipungkiri kalau aku masih menyayangi Reza.



“Ke..” Aku tercekat kaget saat tiba-tiba Dicky menepuk pundakku. Sontak saja aku menutup layar laptop dipangkuanku.



Dicky duduk disampingku. “Kok laptop-nya di tutup?” tanya Dicky.



“E-engga apa-apa, emang udah selesai kok.” Ucapku berusaha tersenyum. Dicky terus saja melirik laptop-ku, aku melihat raut penasaran di wajah Dicky tapi aku tetap berusaha tenang dan tak membuatnya curiga, berusaha mengalihkan perhatiannya.



“Yaudah, yuk. Kita pulang.” Ajakku.




**




Aku berjalan masuk ke museum melewati deretan lukisan klasik itu, langkahku terhenti saat melihat punggung seorang pria yang sangat ku kenal. Aku tak berani menyapanya, berniat untuk pergi saja dari tempat ini. Tapi, Reza membalikkan badannya menghadapku, aku sedikit tercekat dan hanya bisa diam, tak banyak berubah dari Reza hanya saja kelihatan lebih dewasa. Reza mengamati wajahku sekian detik lalu tersenyum dan mendekat kearahku, ia memelukku.



“Hai, Dhike. Aku kangen banget sama kamu.” ucapnya dipelukanku, aku hanya diam tak membalas pelukannya.



Dua tahun berlalu dan ia masih menganggapku sebagai kekasihnya seperti sebelum Reza memutuskan melanjutkan study-nya di Inggris. Sedangkan sekarang aku sudah ada Dicky, laki-laki yang sudah menyematkan cincin di jari manisku dan tak mungkin untuk kembali ke masa laluku bersama Reza. Meski aku tak memungkiri masih menyayangi Reza.



Tuhan, maafkan aku yang tak mempercayai cinta dan tidak bisa menepati janji, aku adalah wanita yang jahat. Tak terbayang jika Reza mengetahui hubunganku dengan Dicky, begitu juga dengan Dicky jika mengetahui hubunganku dengan Reza yang belum ku putuskan.







-end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar