Judul : Red Velvet Cake Love
genre : romantic
cast : Bisma Karisma dan Melody Nurramdhani
author : Fauziya Fitri
Jika seorang
ibu sudah mempunyai permintaan, anak takkanbisa menolaknya. Apalagi permintaan
kecil seorang ibu untuk mencicipi kue idamannya yang dibuat oleh tangan anaknya
di hari ulang tahunnya.
Itulah yang dialami Bisma, ibunya menginginkan ia membuat sendiri kue idamannya dengan cara apapun agar bisa dicicipi di hari pertambahan usianya yang semakin lanjut. Bermula saat ibunya berkunjung ke rumah tetangganya, ia disuguhkan kue red velvet. Pertama kali mencicipi, Ibu Bisma sudah jatuh hati pada rasanya yang lezat.
Ibu menceritakan pengalamannya mencicipi kue lezat dari tetangganya. Lalu ia berkeinginan untuk dibuatkan kue oleh tangan Bisma untuk ia nikmati dihari ulang tahun yang akan datang 21 iari lagi. Bisma hanya menatap wajah ibunya, mendengarkan ceritanya dengan khidmat, ia tau ibunya tak sungguh-sungguh dengan ucapannya yang ingin dibuatkan kue olehnya mengingat Bisma tak pernah masuk dapur untuk memasak.
Itulah yang dialami Bisma, ibunya menginginkan ia membuat sendiri kue idamannya dengan cara apapun agar bisa dicicipi di hari pertambahan usianya yang semakin lanjut. Bermula saat ibunya berkunjung ke rumah tetangganya, ia disuguhkan kue red velvet. Pertama kali mencicipi, Ibu Bisma sudah jatuh hati pada rasanya yang lezat.
Ibu menceritakan pengalamannya mencicipi kue lezat dari tetangganya. Lalu ia berkeinginan untuk dibuatkan kue oleh tangan Bisma untuk ia nikmati dihari ulang tahun yang akan datang 21 iari lagi. Bisma hanya menatap wajah ibunya, mendengarkan ceritanya dengan khidmat, ia tau ibunya tak sungguh-sungguh dengan ucapannya yang ingin dibuatkan kue olehnya mengingat Bisma tak pernah masuk dapur untuk memasak.
"Bis,
tadi pagi pas ibu dan ibu-ibu yang lain ikut jalan santai, ibu lewat depan toko
Fafara cake and bakery. Ibu lihat kue redvelvet di balik kaca toko. Ibu gak
sempat lihat harganya, tapi pasti mahal, kuenya enak banget sih."
kata ibu yang sedang mengiris wortel dimeja makan. Bisma yang sedang menenggak
segelas air dingin pun mendadak tersedak. Kue itu lagi?
"Toko fafara cake and bakery?" tanya Bisma.
"Iya, toko yang ada di ujung jalan merak."
"Tokonya baru, ya?" tanya Bisma lagi
"Katanya udah berdiri sejak 2 tahun lalu, mungkin kamu gak pernah lewat sana jadi gak tau." ujar ibu, Bisma hanya menaikkan kedua bahunya lalu pergi meninggalkan ibunya yang tengah memotong sayuran.
Sepertinya,
ibu memang menginginkan kue itu. Pernah suatu waktu Bisma melihat ibunya yang
sedang melahap nasi dengan lauk ikan goreng, tak seperti biasanya ibu begitu lahap
seperti tak memperdulikan tulang-tulang tajam yang ada di tubuh ikan. Ternyata
ibu sedang membayangkan kalau makanan yang ia rasakan adalah kue red velvet.
Hh~ sampai segitunya.
Tak sampai disitu, Bisma pernah memergoki ibunya yang tengah tidur tiba-tiba mengigau, menyantap kue buatan Bisma.
"Ibu mohon, Bis. Ibu mau makan kue itu, ya." rengek ibunya yang tengah duduk di tepi ranjang.
Tak sampai disitu, Bisma pernah memergoki ibunya yang tengah tidur tiba-tiba mengigau, menyantap kue buatan Bisma.
"Ibu mohon, Bis. Ibu mau makan kue itu, ya." rengek ibunya yang tengah duduk di tepi ranjang.
"Iya, bu. Kalo uangnya udah ada, Bisma beliiin kok." ucap Bisma lesu.
"Apa? Ibu gak mau beli, ibu mau kamu sendiri yang, dengan rasa yang sama buatan toko." pinta ibu.
"Tapi kan aku gak bisa, bu. Masak telur aja gosong."
"Pokoknya ibu gak mau tau, kalau kamu sayang pada ibu pasti kamugak akan menolak." ibu beranjak dari ranjangnya lalu pergi meninggalkan Bisma.
Bisma memang
menyayangi ibunya, tapi mengingat ia hanya seorang mahasiswa yang mempunyai
pekerjaan sambilan sebagai karyawan minimarket dengan penghasilan pas-pasan itu
harus memutar otaknya. Biasanya sebagian gajinya selalu ia pakai untuk
keperluan kuliah dan ibunya yang seorang tukang jahit, dan sekarang ia dituntut
untuk membuat kue idaman ibunya yang mempunyai harga yang tak murah. Jika
kursus membuat kue pun itu tak gratis, belum lagi bahan-bahan pembuatannya. Hh~
Bisma hanya menarik nafas berat sambil mengacak-ngacak rambutnya.
Sepulangnya dari kampus, Bisma berinisiatif mampir ke jalan merak hendak melihat toko kue Fafara cake and bakery untuk sekedar melihat kue favorit ibunya.
Sepulangnya dari kampus, Bisma berinisiatif mampir ke jalan merak hendak melihat toko kue Fafara cake and bakery untuk sekedar melihat kue favorit ibunya.
"Ha?
Satu potong saja 30ribuan?" Bisma hanya menggeleng kepala saat melihat
harga kue red velvet yang tertera disana.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan di balik etalase dengan ramahnya, Bisma sedikit tercekat.
"Mba, b-boleh tau siapa yang membuat kue ini?" tanya Bisma ragu sambil menunjuk salah satu kue yang berjajar di etalase.
"Oh boleh, sebentar." pelayan itu berbalik hendak berbicara dengan seseorang. Tak lama seorang gadis cantik pun menghampiri Bisma.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya gadis itu ramah, Melody namanya.
"Kamu yang membuat kue red velvet ini?"
"Iya." jawabnya, senyum pun terkembang di bibir Bisma.
"Kalau boleh, aku ingin tau resep kue ini." Bisma. Melody mengeryitkan alisnya.
"Maaf, ya. Kami jual kue yang sudah jadi, bukan resepnya." Seketika senyum Bismapun terlihat masam. Beberapa lama membujuk Melody, ia tak merubah pendiriannya memberikan resep red velvet, Bismapun mengalah lalu pergi daritoko itu.
Mengalah
bukan berarti menyerah, Bisma tak berhenti berusaha untuk mendapatkan resep kue
dariMelody. Berhari-hari Bisma mendekati Melody sampai akhirnya mereka berteman
baik. Namun jika menyinggung masalah resep dan cara membuat kue, Melody selalu
mengalihkan pembicaraan bahkan cenderung malas untuk membahasnya.
Saat malam mulai larut, toko Fafara cake and bakery baru saja tutup karena lembur mengerjakan banyak pesanan kue. Semua karyawannya pulang termasuk Melody. Saat Melody berjalan hendak pulang, ia dihadang seorang pria yang mengincar tasnya. Melody hanya bisa berteriak minta tolong, namun karena malam hampir larut, tak ada seorangpun disana.
Saat malam mulai larut, toko Fafara cake and bakery baru saja tutup karena lembur mengerjakan banyak pesanan kue. Semua karyawannya pulang termasuk Melody. Saat Melody berjalan hendak pulang, ia dihadang seorang pria yang mengincar tasnya. Melody hanya bisa berteriak minta tolong, namun karena malam hampir larut, tak ada seorangpun disana.
Tak sengaja Bisma berjalan melewati jalan dimana Melody sedang dalam bahaya. Ia tak tinggal diam melihat Melody dan melawan pencopet itu. Perkelahian antar pria pun tak dapat dihindari, tubuh cungkring Bisma tak luput dari pukulan pria itu. Tak lama, pria itu pun menyerah dan memilih pergi.
"Kamu gapapa? Ayo duduk dulu disana." Melody membantu Bisma berdiri sambil membopong tubuhnya ke sebuah bangku.
"Makasih
ya kamuudah nnolongin aku. Apa ini sakit?" Melody menyentuh pelan pelipis
Bisma yang terluka.
"Awws.. udah tau sakit, ah." Melody hanya memanyunkan bibir mungilnya, pertanyaan yang menjurus perhatian itu di jawab ketus oleh Bisma.
"Aku obatin, ya." Melody mengambil plester luka di dalam tas selempang berwarna ungu miliknya lalu menempelkannya pada pelipis Bisma. Ia juga memberikan minyak kayu putih pada Bisma untuk perutnya yang sakit karena pukulan si pencopet.
"Sebenarnya kamu kerja di toko kue atau di apotik sih? Semua obat ada."ucap Bisma asal, Melody tersenyum.
"Jangan bawel, pake aja,”
"Oh iya, kenapa kamu menolong ku?" tanya Melody.
"Aku gak tega aja lihat orang lain apalagi wanita menangis, lagian kita kan temenan.”
"Emm,
kamu sayang banget dong ya sama ibu kamu?" tanya Melody tiba-tiba. Bisma
hanya mengerutkan keningnya sambil melirik Melody yang ada dihadapannya.
"Ya, makanya aku mau buatin red velvet cake untuknya."
Melody hanya memandangi Bisma yang sedang menggosokkan tangan keperutnya dengan minyak kayu putih milik Melody. Ia jadi teringat kata-kata ibunya yang mengatakan kalau pria baik adalah pria yang menyayangi ibunya dan bisa menghargai wanita, ia menemukan itu pada sosok Bisma. Jika dilihat-lihat, wajah Bisma juga cukup tampan.
“Kamubisa
bikin kok, aku sendiri yang akan bantuin kamu.” Ucap Melody, seketika Bisma mendongak
menatap Melody, hanya wajah tak percaya yang ia pamerkan. Melody hanya tersenyum
untuk meyakinkan.
*
Setelah berbelanja
bahan-bahan kue pada keesokan harinya, Bisma mengajak Melody ke rumahnya saat
ibunya tak ada di rumah.
Bisma Nampak
serius mencampurkan bahan-bahan kue ditemani Melody.
“Kamu emang
pertama kali ya bikin kue? Tepungnya sampai kemana-mana.” Melody melihat tepung di dagu dan pipi Bisma, lalu ia
membersihkan tepung di wajah tampan Bisma dengan tangan mulusnya.
Begitu dekat,
Bisma memperhatikan wajah Melody. Cantik. Begitu sadar dirinya diperhatikan, Melody
pun berbalik menatap wajah Bisma, mereka saling pandang beberapa saat. Lalu
melanjutkan aktifitasnya. Penuh dengan keceriaan dan canda.
Kurang dari
dua jam , kue siap di oven. Beberapa menit menunggu, kue pun sudah matang. Melody
menambahkan whipe cream untuk menutupi bagian luar kue. dan sentuhan akhir, Bisma
menuliskan ucapan selamat ulang tahun di atas kue.
Bisma
menatap senang kue itu, tak menyangka dia bisa membuat sendiri kue idaman
ibunya meskipun masih di bantuMelody. Ia bersorak senang seperti anak kecil
yang baru mendapat permen. Saking senangnya, tanpa sadar Bisma memeluk Melody,
Melody hanya mengeryitkan keningnya lalu dengan ragu membalas pelukan Bisma.
Beberapa saat kemudian Bisma melepas pelukannya, dengan sikap canggung ia
melihat Melody tersenyum, senyuman malu-malu ditambah rona merah nampak sangat
jelas terlihat di pipi mulusnya.
“Emm, nanti
kamu dateng, ya. Ikut rayain ulang tahun ibuku, nanti aku jemput kamu.” Pinta Bisma
ragu-ragu.
“Enggak ganggu
nih? Kan ini acara ibu dan anak.”
“Enggak,pokoknya
nanti aku jemput kamu.”
Besoknya saat
malam hari tepatnya hari ulang tahun ibunya, Bisma akan memberi kejutan.
Kebetulan malam ini ibu keluar untuk mengantar baju hasil jahitannya ke
tetangga, kesempatan Bisma untuk menjemput Melody. Saat ibu pulang, di atas
meja sudah tersedia red velvet cake. Bisma menyambut hangat kedatangan ibunya ,
ia juga tak sendiri. Ternyata Bisma memperkenalkan Melody pada ibunya sebagai
calon tunangannya.
Rasa tak
percaya sekaligus senang menyelimuti hatiMelody, tak menyangka Bisma akan
memperkenalkannya sebagai calon tunangannya.
-end-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar